Friday, July 14, 2017

TREN PENUMPANG BUS MENURUN? INI PENDAPAT ZF INDONESIA



(Jakarta – haltebus.com) Kementerian Perhubungan menyatakan tren penumpang bus menurun dari tahun ke tahun. Klaim itu tak menyurutkan salah satu pabrikan transmisi bus asal ZF mengukuhkan keberadaannya di Indonesia menjadi PT. ZFAG Aftermarket Jakarta. “Tren transportasi massal di seluruh dunia itu adalah keniscayaan yang tidak terbantahkan pasti terjadi. Di Indonesia mau tidak mau masyarakat harus berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan massal,” ujar Direktur PT. ZFAG Aftermarket Jakarta, Cakra Wiyata, Selasa (11 /7/17) di Jakarta.

Cakra tidak sedang menentang sinyalemen Kementerian Perhubungan. Dia punya perhitungan tersendiri. Menurut dia, di satu titik masyarakat Indonesia akan berpindah ke transportasi umum yang mudah, murah dan nyaman. Dia mengakui, memang saat ini ada kendala yang cukup besar karena belum ada titik temu tuntutan masyarakat terkait kenyamanan dan keamanan dengan kondisi yang ada saat ini.

Menurut Cakra, kesempatan untuk membangun transportasi bus tetap terbuka. Bus yang nyaman dan aman yang bisa menarik minat masyarakat hanya menunggu waktu saja. “Kami hadir sebagai pengintip dan sekaligus mengantarkan teknologi terbaru yang menjadi tren dunia, karena kami menjadi tren setter untuk teknologi terbaru di dunia transportasi dan otomotif. Kami menjadi salah satu pendorong penggunaan transmisi otomatis pada bus di Indonesia,” katanya.

 


Sementara itu, Komisaris PT. ZFAG Aftermarket Jakarta Sheerhan B. Jeaudeen mengungkapkan, berbicara tentang angkutan bus ada dua sektor yang bisa dijabarkan. Ada bus kota dan bus jarak jauh antar kota. Dia mencatat, di sektor bus kota, permintaan untuk angkutan umum bus kota sedang mengalami peningkatan. Peremajaan dan pengembangan transportasi kota tidak hanya di Jakarta, melainkan juga kota-kota besar di Indonesia.

ZF sendiri sudah membuktikan meningkatnya kebutuhan bus bertransmisi otomatis karena mereka menyuplai transmisi otomatis untuk pabrikan bus di Indonesia. “Boleh saja ada pendapat penumpang bus menurun, tetapi kami melihat okupansi armada bus Transjakarta terlihat membaik, banyak warga Jakarta mulai memilih bus sebagai transportasi mereka,” ujar dia.

 


Di sektor bus jarak jauh antar kota, kata Sheerhan, peluang pertumbuhan angkutan bus sangat terbuka. Seiring dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, menurut dia, persaingan antara moda transportasi bus dengan penerbangan murah dan kereta api akan semakin menarik. Perjalanan di darat bisa lebih singkat dari sebelumnya, dan untuk karakter jalan tol yang panjang, transmisi otomatis sangat ideal untuk bus.

“Saat perjalanan lebih singkat, bus bisa semakin kompetitif dibandingkan low cost airline, penumpang butuh waktu tiga empat jam untuk sampai di tujuan. Waktu tempuhnya, tidak jauh berbeda dengan bus, tetapi dengan fasilitas yang semakin baik orang bisa memilih bus,” katanya.

 



Optimisme Sherhaan sangat beralasan, jaringan jalan tol, di pulau Jawa sampai akhir tahun 2018 dan Sumatera tahun 2019, ditargetkan pemerintah bisa selesai. Jika ditilik dari jaringan jalan tol yang tengah di bangun saat ini, Jakarta-Semarang-Solo-Kertosono-Surabaya sangat berdampak signifikan untuk angkutan bus. Di jalur itu banyak operator bus melayani pelanggan setianya. Sementara di Sumatera, Bakauheni-Palembang sepanjang 400 Km juga memangkas perjalanan lebih dari separuh waktu tempuh yang ada saat ini.


Cakra menambahkan, untuk kebutuhan di sektor transportasi bus tak hanya transmisi otomatis yang bisa disediakan ZF. Selama ini ZF juga memproduksi suku cadang yang ada kaki-kaki bus, mulai seperti lengan suspensi, balon udara, axle dan beberapa suku cadang lainnya. Untuk kebutuhan yang teknologi tingkat lanjut, ada Openmatics yang memudahkan operator bus mengendalikan operasional armadanya dalam satu system yang terintegrasi. (naskah : mai/foto : mai)


http://www.haltebus.com/detail699.html

No comments:

Post a Comment