Monday, November 6, 2017

"Shifting", Consumption to Experience


Tulisan Menarik dari Mr. Yuswohady, pakar Marketing dan Ekonomi yang selalu meng update gagasannya di  http://www.yuswohady.com/ .

Acapkali pelaku pasar kebingungan mengapa statistik dan indikator ekonomi tidak klop dengan kondisi aktual di pasaran.

Mas Yuswohady menggambarkan dengan tajam akan 'shifting' pola konsumsi masyarakat yang kian dipengaruhi oleh pola millenials menjelang masa Bonus Demografi Indonesia di tahun 2020-2035.
Berikut tulisan beliau yang tidak saya edit.


Welcome Leisure Economy
by yuswohady


The Phenomenon
Dalam 3 bulan terakhir muncul diskusi publik yang menarik mengenai fenomena turunnya daya beli konsumen kita yang ditandai dengan sepinya Roxi, Glodok, Matahari, Ramayana, Lotus, bahkan terakhir Debenhams di Senayan City.

Anggapan ini langsung dibantah oleh ekonom karena dalam lima tahun terakhir pertumbuhan riil konsumsi masyarakat robust di angka sekitar 5%. Kalau dilihat angkanya di tahun ini, pertumbuhan ekonomi sampai triwulan III-2017 masih cukup baik sebesar 5,01%. Perlu diingat bahwa konsumsi masyarakat (rumah tangga) masih menjadi kontributor utama PDB kita mencapai 54%.

Sebagian pakar mengatakan sepinya gerai ritel konvensional tersebut disebabkan oleh beralihnya konsumen ke gerai ritel online seperti Tokopedia atau Bukalapak. “Gerai-gerai tradisional di Roxi atau Glodok telah terimbas gelombang disrupsi digital,” begitu kata pakar.

Kesimpulan ini pun misleading karena penjualan e-commerce hanya menyumbang 1,2% dari total GDP kita, dan hanya sekitar 0,8% (2016) dari total penjualan ritel nasional. Memang pertumbuhannya sangat tinggi (eksponensial) tapi magnitute-nya belum cukup siknifikan untuk bisa membuat gonjang-ganjing industri ritel kita.

Kalau konsumen tak lagi banyak belanja di gerai ritel konvensional dan masih sedikit yang belanja di gerai online, maka pertanyaannya, duitnya dibelanjakan ke mana?

The Consumers

Tahun 2010 untuk pertama kalinya pendapatan perkapita masyarakat Indonesia melewati angka $3000. Oleh banyak negara termasuk Cina, angka ini “keramat” karena dianggap sebagai ambang batas (treshold) sebuah negara naik kelas dari negara miskin menjadi negara berpendapatan menengah (middle-income country).

Ketika melewati angka tersebut, sebagian besar masyarakatnya adalah konsumen kelas menengah (middle-class consumers) dengan pengeluaran berkisar antara $2-10 perhari. Di Indonesia, kini konsumen dengan rentang pengeluaran sebesar itu telah mencapai lebih dari 60% dari total penduduk.

Salah satu ciri konsumen kelas menengah ini adalah bergesernya pola konsumsi mereka dari yang awalnya didominasi oleh makanan-minuman menjadi hiburan dan leisure. Ketika semakin kaya (dan berpendidikan) pola konsumsi mereka juga mulai bergeser dari “goods-based consumption” (barang tahan lama) menjadi “experience-based consumption” (pengalaman). Experience-based consumption ini antara lain: liburan, menginap di hotel, makan dan nongkrong di kafe/resto, nonton film/konser musik, karaoke, nge-gym, wellness, dan lain-lain.

Pergeseran inilah yang bisa menjelaskan kenapa Roxi atau Glodog sepi. Karena konsumen kita mulai tak banyak membeli gadget atau elektronik (goods), mereka mulai memprioritaskan menabung untuk tujuan liburan (experience) di tengah atau akhir tahun. Hal ini juga yang menjelaskan kenapa mal yang berkonsep lifestyle dan kuliner (kafe/resto) seperti Gandaria City, Gran Indonesia, atau Kasablanka tetap ramai, sementara yang hanya menjual beragam produk (pakaian, sepatu, atau peralatan rumah tangga) semakin sepi.

The Shifting

Nah, rupanya pola konsumsi masyarakat Indonesia bergeser sangat cepat menuju ke arah “experience-based consumption”. Data terbaru BPS menunjukkan, pertumbuhan pengeluaran rumah tangga yang terkait dengan “konsumsi pengalaman” ini meningkat pesat. Pergeseran pola konsumsi dari “non-leisure” ke “leisure” ini mulai terlihat nyata sejak tahun 2015

Untuk kuartal II-2017 misalnya, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,95% dari kuartal sebelumnya 4,94%. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini dinilai melambat lantaran konsumsi rumah tangga dari sisi makanan dan minuman, konsumsi pakaian, alas kaki, perumahan dan perlengkapan rumah tangga, (goods-based) hanya tumbuh tipis antara 0,03-0,17%. Sementara konsumsi restoran dan hotel (experience-based) melonjak dari 5,43% menjadi 5,87%. “Jadi shifting-nya adalah mengurangi konsumsi yang tadinya non-leisure untuk konsumsi leisure,” ucap Ketua BPS, Suhariyanto.

Studi Nielsen (2015) menunjukkan bahwa milenial yang merupakan konsumen dominan di Indonesia saat ini (mencapai 46%) lebih royal menghabiskan duitnya untuk kebutuhan yang bersifat lifestyle dan experience seperti: makan di luar rumah, nonton bioskop, rekreasi, juga perawatan tubuh, muka, dan rambut.

Sementara itu di kalangan milenial muda dan Gen-Z kini mulai muncul gaya hidup minimalis (minimalist lifestyle) dimana mereka mulai mengurangi kepemilikian (owning) barang-barang dan menggantinya dengan kepemilikan bersama (sharing). Dengan bijak mereka mulai menggunakan uangnya untuk konsumsi pengalaman seperti: jalan-jalan backpacker, nonton konser, atau nongkrong di coffee shop.

Berbagai fenomana pasar berikut ini semakin meyakinkan makin pentingngnya sektor leisure sebagai mesin baru ekonomi Indonesia. Bandara di seluruh tanah air ramai luar biasa melebihi terminal bis. Hotel budget di Bali, Yogya, atau Bandung full booked tak hanya di hari Sabtu-minggu, tapi juga hari biasa. Tiket kereta api selalu sold-out. Jalan tol antar kota macet luar biasa di “hari kejepit nasional”. Destinasi-destinasi wisata baru bermunculan (contoh di Banyuwangi, Bantul atau Gunung Kidul) dan makin ramai dikunjungi wisatawan.

Sektor pariwisata kini ditetapkan oleh pemerintah sebagai “core economy” Indonesia karena kontribusinya yang sangat siknifikan bagi perekonomian nasional. Saat ini sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa kedua terbesar setelah kelapa sawit dan diproyeksikan 2-3 tahun lagi akan menjadi penyumbang devisa nomor satu. Ini merupakan yang pertama dalam sejarah perekonomian Indonesia dimana pariwisata menjadi tulang punggung ekonomi bangsa.

Tak hanya itu, kafe dan resto berkonsep experiential menjamur baik di first cities maupun second cities. Kedai kopi “third wave” kini sedang happening. Warung modern ala “Kids Jaman Now” seperti Warunk Upnormal agresif membuka cabang. Pusat kecantikan dan wellness menjamur bak jamur di musim hujan. Konser musik, bioskop, karaoke, hingga pijat refleksi tak pernah sepi dari pengunjung. Semuanya menjadi pertanda pentingnya leisure sebagai lokomotif perekonomian Indonesia.

The drivers

Kenapa leisure-based consumption menjadi demikian penting bagi konsumen dan mereka mau menyisihkan sebagian besar pendapatan untuk liburan atau nongkrong di kafe/mal? Setidaknya ada beberapa drivers yang membentuk leisure economy.

#1. Consumption as a Lifestyle. Konsumsi kini tak hanya melulu memenuhi kebutuhan dasar sandang, pangan, papan. Konsumen kita ke Starbucks atau Warunk Upnormal bukan sekedar untuk ngopi atau makan, tapi juga dalam rangka mengekspresikan gaya hidup. Ekspresi diri sebagai bagian inhenren dari konsumsi ini terutama didorong maraknya media sosial terutama Instagram.

#1. From Goods to Experience. Kaum middle class milennials kita mulai menggeser prioritas pengeluarannya dari “konsumsi barang” ke “konsumsi pengalaman”. Kini mulai menjadi tradisi, rumah-rumah tangga mulai berhemat dan menabung untuk keperluan berlibur di tengah/akhir tahun maupun di “hari-hari libur kejepit”. Mereka juga mulai banyak menghabiskan waktunya untuk bersosialisasi di mal atau nongkrong di kafe sebagai bagian dari gaya hidup urban.

#2. More Stress, More Travelling. Dari sisi demand, beban kantor yang semakin berat dan lingkungan kerja yang sangat kompetitif menjadikan tingkat stress kaum pekerja (white collar) kita semakin tinggi. Hal inilah yang mendorong kebutuhan leisure (berlibur, jalan-jalan di mal, atau dine-out seluruh anggota keluarga) semakin tinggi.

#3. Low Cost Tourism. Dari sisi supply, murahnya tarif penerbangan (low cost carrier, LCC) yang diikuti murahnya tarif hotel (budget hotel) menciptakan apa yang disebut: “low cost tourism”. Murahnya biaya berlibur menjadikan permintaan melonjak tajam dan industri pariwisata tumbuh sangat pesat beberapa tahun terakhir.

#4. Traveloka Effect. Momentum leisure economy semakin menemukan momentumnya ketika murahnya transportasi-akomodasi kemudian diikuti dengan kemudahan dalam mendapatkan informasi penerbangan/hotel yang terbaik/termurah melalui aplikasi seperti Traveloka. Kemudahan ini telah memicu minat luar biasa dari seluruh lapisan masyarakat untuk berlibur. Ini yang saya sebut Traveloka Effect.

“Welcome to the leisure economy.”

Friday, July 14, 2017

TREN PENUMPANG BUS MENURUN? INI PENDAPAT ZF INDONESIA



(Jakarta – haltebus.com) Kementerian Perhubungan menyatakan tren penumpang bus menurun dari tahun ke tahun. Klaim itu tak menyurutkan salah satu pabrikan transmisi bus asal ZF mengukuhkan keberadaannya di Indonesia menjadi PT. ZFAG Aftermarket Jakarta. “Tren transportasi massal di seluruh dunia itu adalah keniscayaan yang tidak terbantahkan pasti terjadi. Di Indonesia mau tidak mau masyarakat harus berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan massal,” ujar Direktur PT. ZFAG Aftermarket Jakarta, Cakra Wiyata, Selasa (11 /7/17) di Jakarta.

Cakra tidak sedang menentang sinyalemen Kementerian Perhubungan. Dia punya perhitungan tersendiri. Menurut dia, di satu titik masyarakat Indonesia akan berpindah ke transportasi umum yang mudah, murah dan nyaman. Dia mengakui, memang saat ini ada kendala yang cukup besar karena belum ada titik temu tuntutan masyarakat terkait kenyamanan dan keamanan dengan kondisi yang ada saat ini.

Menurut Cakra, kesempatan untuk membangun transportasi bus tetap terbuka. Bus yang nyaman dan aman yang bisa menarik minat masyarakat hanya menunggu waktu saja. “Kami hadir sebagai pengintip dan sekaligus mengantarkan teknologi terbaru yang menjadi tren dunia, karena kami menjadi tren setter untuk teknologi terbaru di dunia transportasi dan otomotif. Kami menjadi salah satu pendorong penggunaan transmisi otomatis pada bus di Indonesia,” katanya.

 


Sementara itu, Komisaris PT. ZFAG Aftermarket Jakarta Sheerhan B. Jeaudeen mengungkapkan, berbicara tentang angkutan bus ada dua sektor yang bisa dijabarkan. Ada bus kota dan bus jarak jauh antar kota. Dia mencatat, di sektor bus kota, permintaan untuk angkutan umum bus kota sedang mengalami peningkatan. Peremajaan dan pengembangan transportasi kota tidak hanya di Jakarta, melainkan juga kota-kota besar di Indonesia.

ZF sendiri sudah membuktikan meningkatnya kebutuhan bus bertransmisi otomatis karena mereka menyuplai transmisi otomatis untuk pabrikan bus di Indonesia. “Boleh saja ada pendapat penumpang bus menurun, tetapi kami melihat okupansi armada bus Transjakarta terlihat membaik, banyak warga Jakarta mulai memilih bus sebagai transportasi mereka,” ujar dia.

 


Di sektor bus jarak jauh antar kota, kata Sheerhan, peluang pertumbuhan angkutan bus sangat terbuka. Seiring dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol, menurut dia, persaingan antara moda transportasi bus dengan penerbangan murah dan kereta api akan semakin menarik. Perjalanan di darat bisa lebih singkat dari sebelumnya, dan untuk karakter jalan tol yang panjang, transmisi otomatis sangat ideal untuk bus.

“Saat perjalanan lebih singkat, bus bisa semakin kompetitif dibandingkan low cost airline, penumpang butuh waktu tiga empat jam untuk sampai di tujuan. Waktu tempuhnya, tidak jauh berbeda dengan bus, tetapi dengan fasilitas yang semakin baik orang bisa memilih bus,” katanya.

 



Optimisme Sherhaan sangat beralasan, jaringan jalan tol, di pulau Jawa sampai akhir tahun 2018 dan Sumatera tahun 2019, ditargetkan pemerintah bisa selesai. Jika ditilik dari jaringan jalan tol yang tengah di bangun saat ini, Jakarta-Semarang-Solo-Kertosono-Surabaya sangat berdampak signifikan untuk angkutan bus. Di jalur itu banyak operator bus melayani pelanggan setianya. Sementara di Sumatera, Bakauheni-Palembang sepanjang 400 Km juga memangkas perjalanan lebih dari separuh waktu tempuh yang ada saat ini.


Cakra menambahkan, untuk kebutuhan di sektor transportasi bus tak hanya transmisi otomatis yang bisa disediakan ZF. Selama ini ZF juga memproduksi suku cadang yang ada kaki-kaki bus, mulai seperti lengan suspensi, balon udara, axle dan beberapa suku cadang lainnya. Untuk kebutuhan yang teknologi tingkat lanjut, ada Openmatics yang memudahkan operator bus mengendalikan operasional armadanya dalam satu system yang terintegrasi. (naskah : mai/foto : mai)


http://www.haltebus.com/detail699.html

ZFAG Aftermarket Jakarta Resmi Wakili ZF di Indonesia

by HILLARIUS SATRIO—12 Jul 2017 in NASIONAL




AutonetMagz.com – Siapa tak kenal ZF? Mereka adalah perusahaan dari Jerman yang diketahui bergerak dalam pembuatan driveline dan sasis di dunia otomotif. Di kacamata penggemar otomotif, mereka diketahui membuat girboks otomatis bagi BMW, Mercedes Benz dan beberapa merek mobil lainnya. Nah, sekarang ZF sudah memiliki perpanjangan tangan di Indonesia via PT ZFAG Aftermarket Jakarta. Fokus mereka adalah sektor transportasi, namun darat lebih utama.
Efektif per Maret 2017, entitas hukum PT ZF Aftermarket Jakarta sudah ditetapkan. Cakra Wiyata, Direktur PT ZFAG Aftermarket Jakarta menjelaskan, Membagikan visinya pada segmen aftermarket dan rencana masa depan, Cakra Wiyata mengatakan, “Produk ZF telah terbukti kesuksesannya secara global, hal ini memberikan kesempatan untuk memperkenalkan produk-produk unggulan kami secara lebih luas di Indonesia.”


Lanjutnya,“Fokus kami adalah konsumen dengan tujuan untuk selalu menghadirkan produk berkualitas dan peningkatan layanan, kami juga berkomitmen untuk terus-menerus menyempurnakan diri agar dapat memuaskan pelanggan lebih baik lagi. Selain itu, kami berusaha untuk memperkuat layanan dan memperluas jaringan distribusi di Indonesia sebagai persiapan dalam menghadapi kebutuhan pasar lokal dan menyediakan portofolio produk yang lebih lengkap. Saya yakin, hal ini dapat membuat ZF Indonesia unggul di Aftermarket.”
ZF sendiri menyatakan bahwa mereka adalah pemain kuat di riset dan pengembangan powertrain, girboks, drive axle, sistem kontrol traksi, die cast logam dan sasis. Mereka juga terjun ke pasar komersial dengan dedikasi pengembangan khusus buat kendaraan yang beratnya lebih dari 3,5 ton. Untuk jangka panjang, mereka juga sudah mendirikan divisi E-Mobility, dengan riset mendalam di sistem elektronika mobil, seperti baterai dan motor listrik misalnya.


Untuk teknologi keselamatan, ZF punya mitra bernama TRW Automotive untuk mendalami sistem keamanan pasif dan aktif. Bagi penggiat sektor industri, ZF hadir pula bagi optimalisasi sektor pertanian, konstruksi, kereta api, kapal laut, penerbangan dan girboks buat turbin angin. Merek-merek yang telah bergabung adalah SACHS, Lemforder, TRW, BOGE dan OPENMATICS.

https://autonetmagz.com/zfag-aftermarket-jakarta-resmi-wakili-zf-di-indonesia/57560/

Wednesday, July 12, 2017

Fokus Meningkatkan Pelayanan di Indonesia, PT. ZF Aftermarket Jakarta Resmi Beroperasi

11/07/2017 Evron Sinaga



Untuk meningkatkan pelayanan dari produk-produknya di Indonesia, ZFAG, sebuah pabrikan komponen dan spare part otomotif dan alat berat terkemuka asal Jerman, meresmikan beroperasinya PT. ZF Aftermarket Jakarta.

Acara yang berlangsung di The Ritz-Carlton, SCBD Sudirman, Jakarta, pada Selasa, 11 Juli 2017, ini juga menghadirkan para customer dan mitra dari ZF di Indonesia, baik customer-customer langsung maupun Original Equipment Manufacturer (OEM) dan para distributornya. Rangkaian acara terdiri dari presentasi tentang ZF di Indonesia, yang dilanjutkan dengan penekanan sirine tanda mulai beroperasinya PT. ZF Aftermarket Jakarta dan pemotongan tumpeng serta presentasi produk.

PT. ZF Aftermarket Jakarta sendiri berdiri pada Maret 2017. Dengan mulai beroperasinya PT. ZF Aftermarket Jakarta ini, ZFAG dapat mendekatkan pelayanan kepada customer-customernya di Indonesia. Sebelumnya ZF di Indonesia merupakan representative office. Dengan hadirnya PT. ZF Aftermarket Jakarta, customer tidak perlu lagi memesan produk-produk ZF ke Jerman atau melalui negara lain seperti Singapura. Di Asia Pasifik, ZF hadir di 11 negara, yaitu Australia, Tiongkok, India, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Indonesia.

Tidak hanya berbagai produk dengan brand ZF, fungsi support dari PT. ZF Aftermarket Jakarta juga meliputi brand-brand yang berada di bawah payung besar ZF, yaitu Sachs, Lemforder, TRW, Boge, Openmatics, inovasi digital dan teknologi pengamanan aktif dan pasif.

Dalam sambutannya, Cakra Wiyata, Direktur PT. ZF Aftermarket Jakarta menyatakan, “Produk ZF telah membuktikan kesuksesannya secara global. Dengan beroperasinya PT. ZF Aftermarket Jakarta memberikan kesempatan kepada kami untuk memperkenalkan produk-produk unggulan ZF secara lebih luas di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan memperkuat layanan dan memperluas jaringan distribusi ZF di Indonesia sebagai persiapan dalam menghadapi kebutuhan pasar lokal dan menyediakan portfolio produk yang lebih lengkap. Saya yakin hal ini dapat membuat ZF Indonesia unggul di aftermarket.”

ZF sendiri memandang Indonesia sebagai sebuah market yang penting. Berbagai produk ZF telah diaplikasikan pada berbagai kendaraan komersial semenjak 2001, seperti bus-bus Trans Jakarta maupun berbagai peralatan konstruksi dan pertambangan. Ke depannya, PT. ZF Aftermarket Jakarta berencana mengembangkan marketnya pada sektor migas maupun industri maritim.


Cakra Wiyata, Direktur PT. ZF Aftermarket Jakarta

Untuk mencapai tujuan ini, ZF telah menggandeng berbagai perusahaan lokal sebagai distributor dan service partners yang memiliki tanggung jawab untuk memperluas pemasaran dan support berbagai produk ZF. Menurut Cakra, sampai dengan saat ini, ZF telah menjalin kerjasama dengan 15 perusahaan sebagai mitranya, yang terdiri dari 12 distributor dan 3 service partner, yaitu PT. Alun, PT. Chakra Jawara dan PT. Hino Motors Sales Indonesia.

Mitra-mitra service partner ini dipilih dengan persyaratan yang cukup ketat yang bertujuan untuk memastikan mereka dapat mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Masing-masing service partner memiliki tanggung jawab meliputi perbaikan dan pemeliharaan produk-produk ZF. Hal ini termasuk pelayanan di lapangan, remanufaktur, modifikasi, dan berbagai paket layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

(ES)

http://www.equipina.com/fokus-meningkatkan-pelayanan-di-indonesia-pt-zf-aftermarket-jakarta-resmi-beroperasi/

Tuesday, July 11, 2017

ZF AG MENGUKUHKAN KEHADIRANNYA DI INDONESIA





Jakarta – haltebus.com) Pabrikan transmisi asal Jerman, ZF kini hadir secara resmi sebagai badan usaha seutuhnya di Indonesia. Mereka mengumumkan beroperasinya PT. ZFAG Aftermarket Jakarta. “Di Asia Pacific kami memulai dengan membuat perwakilan di Australia, pada perkembangannya kami melihat pertumbuhan di Kawasan Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Ini yang meyakinkan kami untuk mengukuhkan perwakilan ZF Jakarta sebagai PT. ZFAG Aftermarket Jakarta,” kata Managing Director Aftermarket ZF South-East Asia & Taiwan, Sheerhan B. Jeaudeen di Jakarta, Selasa (11/7/17).

Menurut Sheerhan, sejak 2001 kantor perwakilan Jakarta sudah beroperasi menjadi ujung tombak ZF di Indonesia. Dalam perkembangannya, kata dia, potensi bisnis di Indonesia yang besar membuat ZF memutuskan untuk menjadikan kantor perwakilannya sebagai entitas badan hukum perseroan di Indonesia. Menurut dia, perkembangan produk ZF di Indonesia semakin membaik dan potensi pasar yang mereka targetkan terus tumbuh.

PT. ZFAG Aftermarket Jakarta menjadi kepanjangan tangan ZF AG Aftermarket yang berada di bawah naungan ZF South-East Asia & Taiwan. Karena itu, kata Sheerhan, semua produk ZF seperti Sachs, Lemforder, TRW, Bodge dan Openmatics juga menjadi bagian tanggungjawab mereka. “Kami ada produk untuk otomotif, kendaraan komersial, perkapalan, industri, kereta api, rotor untuk helikopter, juga ada untuk kincir angin,” ujar pria berkacamata yang menjabat sebagai Komisaris PT. ZFAG Aftermarket Jakarta ini.

   


Sementara itu di tempat yang sama, Direktur PT. ZFAG Aftermarket Jakarta, Cakra Wiyata menjelaskan besarnya potensi yang bisa mereka garap di Indonesia. Di sector transportasi misalnya, perkembangan pembangunan infrastruktur yang menjadi komitmen pemerintahan Presiden Joko Widodo menjanjikan peluang. “Kami hadir di Indonesia untuk membantu masyarakat Indonesia lebih mudah, kami memperkenalkan teknologi dunia yang saat ini menjadi tren ke arah yang lebih baik,” kata Cakra.

Cakra mengungkapkan, kerja sama yang terjalin antara ZF dan pabrikan otomotif dunia membuat mereka menjadi tren setter. Dia mencontohkan, setiap ada produk atau prototype baru, tidak jarang pabrikan otomotif men-challenge tim engineering ZF untuk merancang produk yang diinginkan pabrikan yang bersangkutan.
   


Menurut Cakra, ZF banyak terlibat dalam tren otomotif dunia saat ini seperti teknologi elektrifikasi, otomatisasi, dan efesiensi bahan bakar. Teknologi terbaru mereka, bernama openmatic, lanjut Cakra, juga mengarah pada system transportasi yang dikelola secara digital, sudah mulai banyak dikembangkan. Dalam satu kesempatan, Cakra menyebut Hongkong sebagai salah satu kota di Asia yang sudah mengaplikasikan Openmatics untuk pengelolaan sistem Bus Rapid Transit (BRT).

“Di Indonesia produk ZF cukup banyak, hanya saja lokasinya tersembunyi seperti transmisi, kaki-kaki, axle biasanya letaknnya ada di bawah. Kami ikut mendorong penggunaan transmisi otomatis untuk bus kota di Transjakarta,” kata dia.

 


Sheerhan menyebutkan, dalam dua-tiga tahun terakhir ZF mampu meraih pasar hingga di atas 60-70 persen untuk transmisi otomatis untuk bus kota. Sebagian besar masih terkonsentrasi di Jakarta. Namun, Sheerhan yakin, tren pengembangan transportasi kota-kota di Indonesia membuka peluang yang lebih besar untuk pasar transmisi otomatis. “Beberapa tahun ini banyak pengusaha tertarik dan mulai mencoba transmisi otomatis saat mereka mengetahui keuntungan-keuntungannya. Kami juga sedang pelajari regulasi di Indonesia terkait penggantian transmisi otomatis dari sebelumnya yang manual,” ujarnya. (naskah : mai/foto : mai)

http://haltebus.com/detail698.html

Masuk ke Indonesia, ZF incar sektor maritim

Reporter M. Ghiffari L. Alif P. 
Editor Hendra Gunawan


JAKARTA. Produsen produk aftermarket asal Jerman, ZF resmi memasuki pasar tanah air melalui PT ZFAG Aftermarket Jakarta.

Cakra Wiyata, Direktur PT ZFAG Aftermarket Jakarta mengatakan, dengan masuknya ZF di Indonesia, akan memudahkan konsumen di Indonesia dalam mendapatkan produk-produk ZF yang sebelumnya harus membeli melalui cabang di Singapura.

"Kedepan kami akan membangun service point sehingga customer lebih mudah dalam menjangkau kami, tidak lagi repot dan makan waktu lama," ujar Cakra Wiyata, Selasa (11/7).
Menurut Cakra, ZF saat ini memang tengah fokus pada pasar berkembang seperti Indonesia melalui pendirian service point. Sebelumnya, ZF juga telah mendirikan layanan service point jenis ini di Malaysia.

ZF merupakan sebuah perusahaan otomotif yang fokus pada produk aftermarket dan juga replacement part yang kebanyakan dicari untuk produk segmentasi atas atau untuk peningkatan kualitas produk lewat pergantian komponen.

Meskipun selama ini ZF di Indonesia dikenal dari produk transmisinya, namun kali ini ZF akan memberikan opsi yang lebih luas lagi. Jadi bukan hanya dari sektor komponen kendaraan darat, namun juga maritim seperti motor penggerak dan juga thrusters yang berguna agar kapal tidak hanya dapat bermanuver maju mundur namun juga kiri kanan.

Koh Cong Hin, General Manager Marine ZF Asia Pacific mengatakan, belakangan ini pertumbuhan industri transportasi laut di Indonesia terbilang cukup tinggi, sehingga mendorong ZF untuk masuk ke produk maritim di Indonesia.

Yang menjadi target segmen ZF bukan hanya masuk ke dalam kerjasama dengan pemerintah Indonesia lewat angkatan laut, namun juga non pemerintahan.

"Kami ingin teknologi kami ini tidak hanya digunakan oleh kalangan atas dan pemerintahan, tapi juga bisa menyasar sampai pada nelayan. Yang tadinya menggunakan perahu kayu menjadi perahu besi dan dengan dukungan komponen mesin kami, sehingga mereka juga bisa melaut lebih efisien dan juga tentunya lebih aman," kata Koh Cong Hin.

http://industri.kontan.co.id/news/masuk-ke-indonesia-zf-incar-sektor-maritim

Produsen Komponen Asal Jerman Resmi Masuk Pasar Indonesia

Khairul Imam Ghozali – detikOto

ZF aftermarket atau produsen komponen asal Jerman masuk Indonesia Foto: Khairul Imam Ghozali

Jakarta - Produsen aftermarket Jerman, ZF resmi memasuki pasar tanah air lewat PT ZFAG Aftermarket Jakarta. ZF Aftermarket ingin mempermudah pelayanan kebutuhan pelanggan.

"Kami juga berkomitmen untuk terus menerus menyempurnakan diri agar dapat memuaskan pelanggan lebih baik lagi," ujar Direktur PT ZFAG Aftermarket Jakarta, Cakra Wiyata, di Jakarta, Selasa (11/7/2017).

Setelah peresmian ini, lanjut Cakra mengatakan, PT ZFAG Aftermarket Jakarta akan memperkuat layanan dan pengembangan jaringan distribusi di Indonesia.

"Sebagai persiapan dalam menghadapi kebutuhan pasar lokal dan menyediakan portofolio produk yang lebih lengkap. Saya yakin, hal ini dapat membuat ZF Indonesia unggul di aftermarket," tuturnya.

Selain itu Cakra juga mengatakan pihaknya yakin produknya diterima oleh konsumen Indonesia. "Produk ZF telah terbukti kesuksesannya secara global, hal ini memberikan kesempatan untuk memperkenalkan produk-produk unggulan kami secara lebih luas di Indonesia," lanjutnya.

ZF sendiri merupakan pemasok otomotif global untuk teknologi driveline dan sasis, serta teknologi pengamanan aktif dan pasif.

Dengan hadirnya ZF di Indonesia, konsumen tak perlu lagi memesan barang ke Jerman atau lewat negara Asia lain seperti Singapura.

"Jadi misalnya oh saya enggak mau beli di Singapura, atau enggak mau beli pakai Euro, saya mau belinya di Indonesia, nah kita bisa bantu," ujar Cakra.

Dengan demikian, konsumen akan diuntungkan baik dari segi waktu, maupun biaya untuk mengambil persediaan barang.

"Kalau misalkan dia sebagai importir, nunggu barang dari Jerman mungkin satu bulan baru sampai, dan ordernya mesti bayak, setengah kontainer atau satu kontainer, tapi mungkin kita bisa bantu di sini, yaudah stoknya kami yang keep deh, jadi kamu belinya seminggu sekali saja, jadi kalau dia mesti nyetok dua bulan, dia mungkin cuma sedikit-sedikit saja, begitu abis dia beli lagi," tuturnya.

Namun terkait penjualan barang langsung ke tangan konsumen, kata Cakra tetap melalui distributor, importir, atau toko-toko tertentu yang merupakan konsumen dari PT ZFAG Aftermarket Jakarta.

"Kalau interm of distribution, interm of service, enggak ada perubahan sebenarnya, mereka yang tetap ke customer dan sebagainya. Hanya sekarang kita bantu, kan tentu ada keterbatasan, misalnya komunikasi, dengan adanya berubah jadi PT, service kita bisa lebih luas," ungkapnya.

Sedangkan untuk menjadi konsumen PT ZFAG Aftermarket Jakarta, kata Cakra tidak ada syarat khusus. Namun tentu ada syarat-syarat umumnya, yaitu selalu siap untuk melayani kebutuhan pasar.

"Tentunya sebelum kita menunjuk mereka jadi distributor, itu ada syarat, kayak dia harus ada target, dia harus mau nyetok. Karena begitu saya komit satu diler untuk daerah tertentu, kan kita declare ke market, oh kalau ada apa-apa ke orang ini ya, tahunya dia ga punya stock, dia enggak ada orang yang follow up, nah itu kan kita audit juga, dia harus komit di situ, harus bisa layanin market," tutupnya. (khi/lth)

https://oto.detik.com/mobil/d-3555904/komponen-asal-jerman-resmi-masuk-pasar-indonesia
http://bolabanget.id/teaser/631320/komponen-asal-jerman-resmi-masuk-pasar-indonesia

Produsen Suku Cadang Asal Jerman Hadir di Indonesia


ZF kini coba membidik pasar mobil-mobil Jepang.
Selasa, 11 Juli 2017 | 16:14 WIB
Oleh : Rendra Saputra, Jeffry Yanto Sudibyo



VIVA.co.id – Pasar otomotif di Tanah Air mulai diramaikan dengan kehadiran produsen suku cadang kenamaan asal Jerman, Zahnradfabrik Friedrichsafen (ZF). ZF selama ini dikenal sebagai produsen suku cadang perakit transmisi, axle drive, modul traksi di banyak mobil-mobil Eropa, di antaranya Volkswagen, BMW, dan Mercedes-Benz dan Audi. ZF juga melahirkan power train dan teknologi sasis untuk kendaraan komersial seperti truk Hino, Volvo dan bus.

Kini ZF datang menawarkan produk yang bisa dilirik para Agen Pemegang Merek mobil di Indonesia. Produk itu dibawa oleh PT ZFAG Aftermarket Jakarta, selaku distributor resmi ZF dan telah memiliki kantor cabang di Jakarta dan Balikpapan.

Menurut Cakra Wiyata, Direktur PT ZFAG Aftermarket Jakarta, dahulu para APM yang membutuhkan suku cadang ZF, mereka harus mendatangkan langsung dari Jerman atau Singapura dengan jumlah tertentu. Prosesnya pun cukup panjang.

“Sekarang kita sebagai distributor resminya, jadi seberapa pun jumlah partyang dibutuhkan kami sediakan. Maka pabrikan mobil yang agen pemegang mereknya ada di sini sudah tidak repot,” ujarnya di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa 11 Juli 2017.

Cakra yakin, bahwa ZF di Indonesia akan lebih unggul di pasar aftermarket, meski secara perorangan suku cadang ZF tidak dapat dibeli satuan. Jadi tetap melewati langkah APM, karena ZF sebagai OEM (Original Equipment Manufacturers).

Bidik Mobil Jepang
Sementara itu Sheerhan Jeaudeen, Komisaris PT ZFAG Aftermarket Jakarta mengatakan, saat ini ZF memang merupakan OEM yang dipercaya digunakan pada beberapa mobil merek Eropa. Penggunaan komponen ZF memang tak selalu berada pada tiap mobil Eropa, tergantung tipe mobil tersebut.
Untuk BMW, ada yang menggunakan komponen transmisi otomatis, dan bagian kaki-kaki seperti shockbreaker. Sementara di Audi hanya transmisi otomatis saja.

Maka itu, untuk memperluas pasarnya, ZF kini mulai membidik merek-merek Jepang agar mau menggunakan komponen racikannya. “Kita mau coba masuk ke mobil Jepang, komunikasi kita dengan pabrikan mobil Jepang sudah lama,” ujarnya.

Namun diakui ada satu kendala yang dihadapi. Pabrikan Jepang saat ini sudah memiliki mitra suku cadang yang sudah dipercaya. “Seperti Toyota, dia kan menggunakan Aisin untuk transmisinya, dan product quality mereka juga bagus. Makanya kita sedang berusaha masuk ke situ, kalau kapan persis saya tidak bisa bilang,” tuturnya.

Sementara untuk merebut pasar mobil Jepang, ZF mengaku sudah menjual beberapa suku cadang di pasar aftermarket untuk mobil Jepang. “Transmisi dan kaki-kaki di mobil Jepang kita sudah masuk ke Asia dari segi aftermarket,” katanya.

Sebagai informasi, selama dua tahun terakhir sebenarnya produk ZF sudah hadir untuk mobil-mobil Honda yang disambut baik oleh para pemakai Honda. Tapi itu hanya dikhususkan untuk pasar di Inggiris.

http://otomotif.news.viva.co.id/news/read/934084-produsen-suku-cadang-asal-jerman-hadir-di-indonesia


Divisi Aftermarket ZF Grup Resmi Beroperasi di Indonesia


11 / 07 / 2017 - IN NEWS
Editor: Antonius
Foto: Anton
Ilustrasi: ZF



Pemasok komponen driveline dan sasis kendaraan terkemuka dunia, ZF Friedrichshafen AG atau lebih dikenal dengan brand ZF, menganggap pasar otomotif Indonesia sangat menjanjikan. Tak pelak jika Divisi aftermarket ZF Grup melakukan investasi di Indonesia lantaran melihat Indonesia sebagai fokus pasar di Asia Pasifik.

Maka efektif per Maret 2017 lalu, Divisi aftermarket ZF Grup meresmikan entitas hukum yang baru dengan nama PT ZFAG Aftermarket Jakarta, dengan tujuan agar dapat memberikan pelayanan lebih baik serta menjamin ketersediaan produk lebih cepat bagi konsumen dan mitra bisnisnya di Indonesia.

Sejak memulai operasinya di Indonesia pada 2001 lalu, ZF masih berstatus sebagai official representative atau perwakilan resmi dari Divisi aftermarket ZF Grup. Menurut Direktur PT ZFAG Aftermarket Jakarta, Cakra Wiyata, banyak keterbatasan saat itu karena tidak dapat memaksimalkan seluruh layanannya kepada pelanggan ZF di Indonesia, sesuai aturan yang berlaku sebagai official representative.

“Dan sekarang dengan entitas yang baru ini, kami berkomitmen untuk terus-menerus menyempurnakan diri agar dapat memuaskan pelanggan lebih baik lagi. Selain itu, kami berusaha untuk memperkuat layanan dan memperluas jaringan distribusi di Indonesia sebagai persiapan dalam menghadapi kebutuhan pasar lokal dan menyediakan portofolio produk yang lebih lengkap. Saya yakin, hal ini dapat membuat ZF Indonesia unggul di segmen aftermarket,” kata Cakra di acara launching PT ZFAG Aftermarket Jakarta, Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Selasa (11/Juli).


 Cakra Wiyata, Direktur PT ZFAG Aftermarket Jakarta

Divisi aftermarket ZF Grup yang menggawangi merek ZF, SACHS, LEMFÖRDER, TRW, BOGE, dan OPENMATICS ini sejatinya telah berkontribusi dalam memajukan industri kendaraan komersial di Indonesia khususnya pada armada bus rapid transit yang kini mulai berkembang pesat.

Melalui strategi baru yang diusungnya dengan memperkuat layanan dan memperluas jaringan distribusi di Indonesia, ZF juga membidik industri pertambangan dan konstruksi termasuk menyediakan komponen original equipment manufacturers (OEM).

Sejauh ini, ZF telah berpartner dengan beberapa agen pemegang merek (APM) dan distributor resmi kendaraan komersial di Indonesia. Seperti PT Alun selaku distributor resmi truk Renault dan truk Mercedes-Benz, PT Chakra Jawara sebagai APM truk Iveco, dan PT Hino Motors Sales Indonesia selaku APM truk Hino di Tanah air.


https://www.truckmagz.com/divisi-aftermarket-zf-grup-resmi-beroperasi-di-indonesia/

PT ZFAG Aftermarket Siap Ramaikan Pasar Otomotif Tanah Air





PT ZFAG Aftermarket Jakarta selaku distributor resmi spare parts serta Original Equipment Manufacturers (OEM) untuk beberapa kendaraan resmi memasuki pasar otomotif Indonesia.

Perusahaaan yang bermarkas di Selatan Jerman ini telah sukses menjamin kebutuhan para pelanggannya. PT ZFAG Aftermarket siap ramaikan pasar otomotif Tanah Air.

Direktur PT ZFAG Aftermarket Jakarta, Cakra Wiyata mengungkapkan, "Kami berdiri sejak 2001 dan kami menyediakan transmisi untuk mobil-mobil besar. Fokus kami adalah konsumen dengan tujuan untuk selalu menghadirkan produk berkualitas dan peningkatan layanan."

"Kami berfokus di teknologi dan inovasi sebagai trend setter di produk dengan teknologi terkini. Hal ini dilakukan agar lebih efisien dengan produk yang premium dengan lifetime yang lebih panjang," ujar Cakra.

ZFAG Aftermarket juga berfokus pada kaki-kaki mobil dan drivetrain kendaraan besar, seperti bus dalam kota hingga truk tambang. "Selain bermain di drivetrain kami juga bermain untuk sasis kendaraan. Bahkan, kami juga provide untuk fasilitas marine, dan juga helikopter," kata Cakra lagi.

http://www.gemarakyat.id/pt-zfag-aftermarket-siap-ramaikan-pasar-otomotif-tanah-air/
http://corong.id/otomotif/pt-zfag-aftermarket-siap-ramaikan-pasar-otomotif-tanah-air/

Perkuat Distribusi, ZF Resmikan PT ZFAG Aftermarket Jakarta

Oleh Zenuar Yoga 11 Juli 2017



Demi memperkuat distribusi dan jaringan pelayanan, ZF Aftermarket meresmikan PT ZFAG Aftermarket Jakarta. Tujuan dibukanya PT ZFAG Aftermarket Jakarta antara lain agar dapat memberikan pelayanan lebih baik, rangkaian produk lebih luas, serta ketersediaan produk lebih cepat bagi konsumen dan juga mitra bisnis.

Menurut ZF Aftermarket melalui Cakra Wiyata, Direktur PT ZFAG Aftermarket Jakarta, Indonesia adalah salah satu market terbesar untuk berinvestasi. "Kami berusaha untuk memperkuat layanan dan memperluas jaringan distribusi di Indonesia sebagai persiapan dalam menghadapi kebutuhan pasar lokal dan menyediakan portofolio produk yang lebih lengkap. Saya yakin, hal ini dapat membuat ZF Indonesia unggul di Aftermarket," jelasnya di Jakarta, Selasa (11/7).

Selain itu Cakra juga mengatakan pihaknya yakin produknya diterima oleh konsumen Indonesia. "Produk ZF telah terbukti kesuksesannya secara global, hal ini memberikan kesempatan untuk memperkenalkan produk-produk unggulan kami secara lebih luas di Indonesia," lanjutnya.

ZF sendiri merupakan pemasok otomotif global untuk teknologi driveline dan chassis, serta teknologi pengamanan aktif dan pasif. Tidak hanya di bidang otomotif, ZF juga memberikan solusi di industri kelautan Indonesia dan berdedikasi untuk mengembangkan pasarnya secara khusus di segmen komersial dan fast craft.


http://www.autocarindonesia.com/auto-news/perkuat-distribusi-zf-resmikan-pt-zfag-aftermarket-jakarta-438015.aspx?utm_source=feed&utm_medium=rss&utm_campaign=Autocar+Indonesia+All+Articles+feed+

ZF Aftermarket Semakin Dekat ke Produsen Otomotif di Indonesia

Hanggi Martyas Laksono | 12-Jul-2017


JAKARTA (DP) – Pemasok produk after market asal Jerman, Zahnradfabrik Friedrichsafen (ZF) Aftermarket, mulai membidik serius pasar otomotif di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan diresmikannya PT ZFAG Aftermarket Jakarta, Selasa (11/7), di Jakarta Pusat.

Kehadiran PT ZFAG Aftermarket Jakarta, selain akan memperkuat layanan dan pengembangan jaringan distribusi di Indonesia. Juga membantu pabrikan mobil untuk mendapatkan produk after market ZF bisa lebih cepat, yang sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut Cakra Wiyata, Direktur PT ZFAG Aftermarket Jakarta, jika dahulu APM yang membutuhkan suku cadang ZF, mereka harus mendatangkan langsung dari Jerman atau Singapura dengan jumlah tertentu, hal tersebut tentu memerlukan proses yang cukup panjang.

“Sekarang kami sebagai distributor resminya, jadi seberapa pun jumlah part yang dibutuhkan kami sediakan. Maka pabrikan mobil yang agen pemegang mereknya ada di sini sudah tidak repot,” tambahnya.

Tak hanya menyediakan layanan penyedia part aftermarket saja, jika ada APM yang mau mengembangkan suatu teknologi, PT ZFAG Aftermarket Jakarta ini juga bisa sebagai suplai komponennya.

“Seperti transmisi, misalnya ada suatu merek mobil ingin mengembangkan teknologi transmisi, maka nanti tim R&D kami duduk bareng, diskusi dengan pabrikan tersebut untuk mengembangkan part tersebut, nah kami jadi OEM (Original Equipment Manufactur) suplainya,” beber Cakra.

Selain itu, lebih lanjut Cakra menambahkan, ZFAG Aftermarket juga menyediakan jasa servis dan training produk. Misalnya di kawasan Kalimantan ada perusahaan yang memakai truk multi merek, ZFAG Aftermarket Jakarta akan menyediakan teknisi untuk layanan servis jika truk-truk tersebut memakai produk ZF.

“Kami juga memberikan jasa service dan training produk kepada APM, atau diler-diler yang ditunjuk. Seperti Hino misalnya, menunjuk sebuah diler untuk kami training mekaniknya mengenai produk kami, maka kami akan berikan jasa tersebut,” terang Cakra. [dp/Hml]

https://dapurpacu.com/345541/zf-aftermarket-semakin-dekat-ke-produsen-otomotif-di-indonesia/?utm_source=tag-box



ZFAG Asal Jerman ‘Serbu’ Indonesia

ZFAG Asal Jerman ‘Serbu’ Indonesia





JAKARTA (DP) — Seksinya bisnis otomotif di Indonesia, membuat ZF Aftermarket asal Jerman resmi melebarkan jaringannya di Jakarta, Indonesia.

ZF Aftermarket melihat Indonesia sebagai fokus pasar di Asia Pasifik dan berinvestasi di Indonesia, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat.

Sehingga di Tanah Air, bisnis pemasok part otomotif untuk teknologi driveline dan chasis serta teknologi pengamanan aktif dan pasif nantinya dikelola oleh PT ZFAG Aftermarket Jakarta.
Efektif per Maret 2017, entitas hukum PT ZFAG Aftermarket Jakarta telah ditetapkan dengan tujuan agar dapat memberikan pelayanan lebih baik, rangkaian produk lebih luas dan ketersediaan produk lebih cepat bagi konsumen dan juga mitra bisnis.

“Kami juga berkomitmen  untuk terus menerus menyempurnakan diri agar dapat memuaskan pelanggan lebih baik lagi,” ujar Direktur PT ZFAG Aftermarket Jakarta, Cakra Wiyata, di Jakarta, Selasa (11/7/2017).
Selain di Jakarta, PT ZFAG Aftermarket juga punya semacam kantor cabang di Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Banyak konsumen kami yang juga tersebar di luar pulau Jawa, makanya kami membuka kantor cabang di Kalimantan agar bisa lebih memuaskan konsumen,” terangnya. [dp/Hml]

https://dapurpacu.com/345481/zfag-asal-jerman-serbu-indonesia/?utm_source=tag-box

Monday, February 27, 2017

Paguyuban Asta Jaya Wadahi Pencinta dan Pedagang Keris


jaknewsonline.com — Foto : Ketua Paguyuban Asta Jaya, Cakra Wiyata


JAKARTA - Memperkenalkan dan memberi pemahaman keris kepada masyarakat secara luas masih terus dilakukan oleh para pencinta keris, termasuk yang berada dalam wadah Paguyuban Ajang Silaturahmi Tosan Aji Jakarta Raya (ASTA JAYA).

Ketua Paguyuban ASTA JAYA, Cakra Wiyata yang ditemui awak media usai dirinya terpilih menjadi Ketua Paguyuban mengatakan, Indonesia memiliki corak keris yang berbeda dengan negara lain. Hal ini karena Indonesia memiliki budaya sendiri dan yang berbeda dengan budaya negara lain. Apalagi sejak 2005 pengkerisan Indonesia sudah diakui sebagai World Heritage oleh Unesco.

"Jadi, kewajiban kami adalah memberikan beberapa edukasi maupun workshop bagi masyarakat maupun pencinta benda pusaka, agar lebih positif lagi menerima pemikiran tentang keris serta bagaimana meramaikan pasar keris di Rawa Bening dan juga bagaimana meramaikan museum pusaka ," ujarnya, Sabtu (18/2/17) di Museum Pusaka, TMII, Jakarta.

Dikesempatan ini juga katanya, Asta Jaya melakukan workshop dan seputar benda pusaka khususnya keris dalam rangka mengembangkan dan komunikasikan kepada khalayak umum yang awam dengan keris serta memberikan informasi dengan benar.

Lebih lanjut kata Cakra, pencinta dan komunitas-komunitas keris selain yang berasal dari Jakarta, ada juga dari beberapa daerah di Indonesia. "Kami juga berharap dengan adanya paguyuban ini, kami akan konsentrasi di bidang pelestarian seperti mengangkat nilai-nilai keris baik secara bendawi (fisik) maupun non bendawi, filosofi dari keris tersebut. Lain hal pada pengembangan, yakni dititik beratkan bagaimana mengubah persepsi masyarakat yang beranggapan kurang positif terhadap keris," paparnya. 

Selain itu yang terpenting bagi pencinta keris, baik sebagai pedagang kedepan pastinya pihak Asta Jaya akan berusaha menyamakan persepsi dalam menentukan harga, agar supaya tidak terjadi persaingan dalam harga. Apalagi dalam paguyuban ini sudah tergabung dari pedagang maupun komunitas dari yang baru maupun yang lama. Dan saat ini mereka yang sudah bergabung sekitar 50 orang yang berasal dari Jabodetabek, Indramayu 

Saat disinggung harga keris tersebut, Cakra menjelaskan bahwa harga sangat beragam, ada yang lama maupun yang baru dengan kisaran harga ada yang Rp100 ribu bahkan mencapai Rp 100 juta.

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi



http://jaknewsonline.com/new/news-2134-paguyuban-asta-jaya-wadahi-pencinta-dan-pedagang-keris.html

http://www.lensajabar.co.id/2017/02/19/asta-jaya-siap-fasilitasi-pencinta-dan-pedagang-keris/


Monday, January 23, 2017

Kris lovers seek a way to penetrate generation Z


ART & CULTURE
Kris lovers seek a way to penetrate generation Z
A. Kurniawan Ulung
A. KURNIAWAN ULUNG
THE JAKARTA POST
Jakarta | Tue, January 24, 2017 | 08:46 am



Illustration of traditional Javanese kris. (Shutterstock/File)
Raised in a Javanese family that upheld culture and tradition in Yogyakarta, businessman Cakra Wiyata grew up understanding the grandeur of kris. He has a collection of around 100 kris at home.
His children, aged 16 and 14, initially did not show particular interest in his collection. They would express their boredom when he started talking about kris. However, one day when he showed them a new rare addition to his collection, they immediately took a selfie with the kris and proudly posted it on their Instagram accounts.
“They wrote, ‘Hey, I am just holding a kris from the Singosari kingdom,’” Cakra said in a recent discussion at Pusaka Museum at the Taman Mini Indonesia Indah (TMII) cultural park in East Jakarta.
His children’s spontaneous action on social media made him realize that kris, named a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity by the United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) on Nov. 25, 2005, could become more popular in the era of Generation Z, a label given to those born after 1995 and deemed hyper-connected.
Known as “digital natives”, members of Generation Z generally don’t know what it’s like to not have a cell phone attached to their hands. Its members are concerned with how many “likes” they get on Facebook or how many followers they have.
“It is not about young people who care about culture. But, it is about cultural observers who care about young people,” Cakra said of Generation Z.
(Read also: Video: T. Kardin Indonesian knives: equaling quality with the world's knife company)
For Generation Z, the internet is a need and most of its members access the internet through mobile devices such as smartphones and tablets.
For Cakra, approaching the members of Generation Z matters so they learn about kris. He once conducted a small survey to know about the impression of young people on kris. Cakra found that 79 percent of his respondents were not aware that kris had been recognized by UNESCO, while 65 percent were not interested in possessing the dagger.
“When I asked their reason, 32 percent answered, syirik [the sin of practicing polytheism in Islam],” he said, laughing.
He believed that the word syirik popped up in the minds of respondents because they were influenced by TV shows that often associated shamans with daggers, incense and offerings.
Cakra has been in love with kris since his days as a young athlete.
“In the past, I had 200 to 300 kris. But, I sold and gave [some of them] to my friends.”
He recalled that he gave each of his children kris to mark their transition to adulthood. He hopes the daggers remind them of him and encourage them in hard times. “Kris is not just a gift, it has a meaning. Someday they will see it as an heirloom. After I die, it will be a reminder [of me],” he said.
Another kris collector, Unggul Sudrajat, has introduced his collections to his two sons, aged 3 and 4, because he wants them to understand its historical and cultural values.
(Read also: Graceful dance recital highlights unity in diversity)
The owner of at least 150 kris also wants to counter people’s perception that the traditional dagger is associated with mystical things.
“I want to start in my family first,” said the 29-year-old.
He has involved his sons in the maintenance of kris by teaching them how to carefully hold and release them from their scabbard.
“In the future, I will teach them to understand the pola pamor [pattern] and typology of their shapes,” he said.
Unggul has been collecting kris since 2010 after meeting kris maestro Haryono Haryoguritno, late president Sukarno’s aide who stood on the front lines of convincing UNESCO to recognize kris as world heritage in 2005. He spent one-and-a-half years learning about kris from Haryono, author of the book Keris Jawa, Antara Mistik dan Nalar (Javanese Kris, Between Mystical and Logic).
Unggul tries to promote kris worldwide — simply by posting photographs of his collections on Instagram, Twitter and Facebook.
“We are cultural diplomats, — young people who care about culture. I always include the hashtag #krisindonesia to make it easier for people to find information about kris,” he said. Using social media to interact with young people has proven effective because many youngsters from various cities, ranging from Bondowoso in East Java, Pontianak in West Kalimantan to Makassar in South Sulawesi, have contacted him to learn about kris. “They often say, ‘At home, I also have kris, which is the legacy of my parents. It is in my cupboard. But I never open it because I am afraid. What should I do?’” he recalled. Directed to the right people, such questions will lead to an eye-opening discussion that can change the youngsters’ perception on kris.



http://www.thejakartapost.com/life/2017/01/24/kris-lovers-seek-a-way-to-penetrate-generation-z.html