Guest
Cakra Wiyata (GM ZF Asia Pacific) : Teknologi Kami Sudah Siap Untuk Masa Depan
“Great
people talk about Idea, Average people talk about Thing and Small
people talk about other people”. Quote tersebut selalu diingat Cakra
Wiyata sebagai pedoman hidupnya. Pria Jogja kelahiran 43 tahun silam
bukanlah orang baru di ZF. Ia telah mendampingi produsen komponen
otomotif asal Jerman sejak pertama kali masuk ke Indonesia di tahun
2002. Di penghujung bulan September ini, kami sempat berbincang santai
dengan orang nomor satu di ZF Indonesia. Mulai dari perkembangan bisnis,
sepak terjangnya di ZF, sampai pengalamannya di dunia otomotif. Berikut
ini hasil bincang santai TheGaspol.com dengan beliau.
Bisa ceritakan sedikit tentang sejarah ZF di Indonesia?
ZF
sendiri lahir pada tahun 1915 di Jerman dan 9 September kemarin kami
genap berusia 100 tahun. Awalnya fokus pada pembuatan roda gigi di
industri aviation, kemudian berkembang hingga akhirnya masuk ke industri
otomotif. Sementara ZF Asia Pacific telah ada sejak tahun 1987, dan
kantor cabang di Indonesia sudah berdiri sejak tahun 2001.
Sejak 2001, perkembangannya sudah sejauh mana?
Secara
tim, kami squad kecil yang kompak, karena hanya diisi 8 orang karyawan.
Kalo berbicara market, tadinya kami bermain di aftermarket, sekarang
kami sudah menyokong industri pertambangan, oil and gas dan memasok
beberapa komponen di unit Transjakarta.
Kemudian, apa rencana kedepannya?
Indonesia
punya market yang besar, beberapa sektor sedang berkembang, terutama
pertambangan, oil, gas dan transportasi. Selama masih ada pergerakan dan
logistik juga masih dibutuhkan, disitu pasti ada ZF.
Selain itu mengenai public transport, kita sudah
expert disitu.
Segmen Bus kita sudah menyabet market leader di dunia. Seperti di
Singapore dan Malaysia, untuk automatic transmission, share kita
mencapai diatas 70%. Di Indonesia sendiri, kita sudah bekerja sama
dengan Transjakarta untuk mensupport automatic transmission kepada 200
unit Bus. Seperti merek Hino dan Scania.
Kalau itu berbicara kelas Heavy Duty, bagaimana peluang ZF di Passanger Car?
Produk
kita sudah ada di sedan – sedan Eropa seperti BMW dan Mercedes – Benz.
Selain itu, kita juga punya produk terbaru 9-speed automatic
transmission yang merupakan teknologi pertama di dunia dan sudah
digunakan Range Rover. Hanya saja pasar mobil Eropa di Indonesia kan
masih kalah dengan pabrikan Jepang, dengan pasar yang tidak begitu
besar. Peluang kami masih disesuaikan dengan kebutuhan Agen Pemegang
Merek (APM).
Apa fokus kantor ZF Indonesia?
Kami
coba menggali potensi yang kami miliki dan coba menggabungkannya dengan
potensi yang ada di Indonesia agar selaras. Kita sudah merancang
strategi hingga tahun 2025, dengan pembangunan infrastruktur yang cepat,
kebutuhan akan transportasi juga akan terus meningkat. Di situlah
teknologi – teknologi masa depan kita akan sangat berguna.
Apa hambatan yang dihadapi untuk mengembangkan bisnis ZF di Indonesia?
Pada
dasarnya ZF adalah perusahaan Eropa yang mengedepankan inovasi. Namun,
di Indonesia sendiri ternyata marketnya belum siap dengan teknologi baru
yang ZF miliki. Di Eropa kan sudah tingkat emisi Euro4 atau Euro5,
sedangkan di Indonesia masih bermain dengan emisi Euro2.
Saat ZF pusat sudah memasarkan
part dengan teknologi terbaru, Indonesia justru butuh komponen – komponen lama yang sudah
discontinue. Ini akan menjadi kendala, karena akan dibuat secara
custom dan menambah biaya produksi lebih besar.
Siapa orang yang mengenalkan Anda dengan dunia otomotif?
Pada
dasarnya saya memang suka dengan motor dan mobil sejak kecil. Tapi ada
beberapa kesempatan saat kecil, saya melihat kakak saya sudah bisa
nyetir, sering modifikasi kendaraan hingga pernah ikut slalom. Beberapa
pengalaman tersebut sangat menginspirasi saya. Sejak kuliah, mulai suka
main mobil, selain sudah mulai rajin main ke bengkel, saya juga ikut
club Peugeot.
Wah, kalau begitu sebenarnya apa cita – cita Anda sejak kecil?
Kalau
cita – cita, saya sih maunya jadi pengusaha. Tapi karena jadi pengusaha
tidak semudah itu, apa yang saya dapat saat ini juga sudah cukup
menggambarkan apa yang saya cita – citakan.
Hobi Anda selain otomotif?
Saya
orang yang tertarik dengan seni dan budaya, saat masih kecil, saya
gemar membaca komik tentang wayang dan cerita sejarah, mungkin karena
waktu saya kecil belum ada komik seperti sekarang. Dari kebiasaan ini,
Saya terus mendalami seni dan budaya di Indonesia sampai sekarang. Kalau
sedang melancong ke kota yang terkenal akan keseniannya, saya
menyempatkan diri untuk mencari cindera mata khas daerah tersebut.
O
iya, awalnya saya justru ikut olahraga menembak, malahan saya ikut PON
tahun 1996. Sempat kepikiran untuk jadi atlet menembak. Namun setelah
saya pikir – pikir, kok jadi atlet sepertinya kurang menjanjikan. Dan
saat itu kepemilikan senjata api juga sangat beresiko. Akhirnya, koleksi
pistol yang saya miliki sejak masih aktif menembak, kini sudah diganti
dengan koleksi keris.
Lebih tertarik menyaksikan Moto GP atau Formula1?
Secara
atmosfir, saya menyukai Formula 1. Selain itu, ZF juga ada keterkaitan
disana. Namun, kalau menyaksikan pertandingannya, saya lebih tertarik
nonton MotoGP. Karena fight-nya sangat terlihat dan mendebarkan sampai
finish.
Ada pengalaman menarik seputar dunia balap?
Saat itu saya menghadiri undangan BMW Motorsport untuk merasakan sensasi mobil
sport mereka
di sirkuit Sepang, Malaysia. Karena biasanya hanya menyaksikan balap
lewat layar kaca, kecepatan sesungguhnya baru saya rasakan langsung saat
menemani instruktur, memutari sirkuit. Di situ saya sangat takjub
dengan gaya mengemudi para pebalap, dengan kecepatan mencapai 200 km/jam
bahkan lebih, para instruktur tidak terlihat panik dan tetap dapat
memacu mobilnya dengan cepat. Dari situlah saya mulai menaruh respect
pada para pebalap.
Hmmm. Kalau kendaraan pertama seorang Cakra Wiyata?
Dulu
saya seorang yang fanatik dengan brand Peugeot. Mobil pertama saya
Peugeot 505. Alasannya sih cukup simpel, karena saat itu Peugeot
harganya masih relatif terjangkau jika dibandingkan dengan pabrikan
Eropa lainnya. Saat kuliah, saya aktif di komunitas Peugeot, disitu Saya
dapat bertukar informasi, dari bengkel rujukan, spare part, sampai
beberapa kali ikut konvoi. Bahkan saya pernah memiliki 505 sampai 2
kali. Dan kemudian diganti dengan 405. Sayangnya, sekarang saya sudah
tidak menggunakan mobil – mobil itu lagi. Mungkin karena tuntutan
keluarga, saya jadi harus menggunakan mobil MPV.
Makanan favorit Anda?
Walaupun
orang Jawa, tapi saya pecinta masakan Padang. Mungkin karena waktu
kecil saya ikut orang tua dinas di Sumatera. Jadilah lidah saya terbiasa
dengan masakan Padang.
Sebagai pertanyaan pamungkas. Bisa kasih bocoran untuk TheGaspol, rencana ZF dalam waktu dekat?
Kami
sedang mengembangkan network kami. Kami juga akan membantu diler
rekanan untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, kami sedang mengejar
target untuk dapat menjual 80% part yang kami miliki untuk pasar di
Indonesia. Karena saya yakin, Negara kita akan mengarah ke sistem
transportasi yang lebih baik. Dan disitu, teknologi kami sudah siap
memfasilitasinya.
http://thegaspol.com/2015/10/07/cakra-wiyata-gm-zf-asia-pacific-teknologi-kami-sudah-siap-untuk-masa-depan/