Senin lalu dibulan Agustus 2018 sehabis
subuh.
Saya ngobrol dengan Kang Prie GS, guru dan
sahabat virtual saya dalam sesi kuliah paginya melalui live chat yang sedang
dia gandrungi akhir akhir ini.
Sepotong kata
dalam doanya yang menempel di saya. Ya Allah karuniailah aku dengan rasa syukur
atas segala kenikmatan Mu, Tentramkanlah hidupku. Jangan jadikan segala rejeki
dan kenikmatanMu membuatku kehilangan rasa "Tentram" ini.
Wiih… Tentram ini
menjadi kalimat baru dalam doaku. Betapa tidak, ternyata semua yang kita kejar
ujung ujungnya adalah rasa Tentram.
Disaat kita tidak
tentram, seberapapun harta yang kita miliki, maka kita akan tetap beringas
untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan bagian lebih dari yang lain, mengeruk
sedalam dalamnya apa yang bisa kita keruk, serta tak tenang jika pundi pundi
kita terasa tak cukup.
Disaat uang kita
cukup, biasanya akan ada ketenangan hati akan segala kemungkinan kejutan kebutuhan yang
akan mengusik ketentraman kita.
Oleh karena itu, tak salah jika goal utama
nya adalah "Tentram". Dengan demikian Tuhan akan mencukupkan kita dengan cadangan
harta yang akan menentramkan sebagai efek samping doa tersebut. Atau kita juga
akan berusaha menentramkan diri kita dan bersyukur dengan apapun yang kita
punya.
Jadi, mari digali
dan dikenali rasa "Tentram" ini.
Dimana mahluknya dan gimana cara meraihnya.
PR bersama.
Salam Tiwikrama