Thursday, July 14, 2016

ZF Perkenalkan Transmisi Matik untuk Bus Antarkota dan Pariwisata

bismania community
Like This Page · November 1, 2012 ·


ZF Perkenalkan Transmisi Matik untuk Bus Antarkota dan Pariwisata

 


PT ZF Indonesia, perusahaan pemasok transmisi untuk kendaraan roda empat, memperkenalkan transmisi matik untuk bus besar di Indonesia.
Dengan mengundang sejumlah diler sasis bus dan kalangan pengusaha bus antarkota dan bus pariwisata, ZF Indonesia mengajak mereka menguji coba dengan mengendarai langsung (test drive) bus yang telah terpasangi transmisi matik dengan mengambil rute tol dalam kota Jakarta dengan start dari kompleks perkantoran Bidakara di kawasan Pancoran, Jakarta, menuju Sentul melintasi Tol Jagorawi, kemudian menjalani uji tanjakan menuju Gadog dan Puncak Pass di Cisarua, Jawa Barat, Selasa (31/10/2012).

Kalangan diler bus yang diundang antara lain dari PT Adedanmas, Jakarta, PT Hartono Raya Motor, Jakarta, PO Sinar Jaya Jakarta, PO William Jakarta, PO Eka Sari Lorena Jakarta, PO Safari Dharma Raya Jakarta dan Big Bird Jakarta.
General Manager ZF Asia Pacific Pte. Ltd Perwakilan Jakarta, Cakra Wira Wiyata, di sela acara test drive kepada Tribun mengatakan, ada tiga tipe transmisi matik untuk bus yang ditawarkan ke operator dari keluarga transmisi matik ZF-Ecomat.
Yakni, 6HP 502/4, 6HP 592/4, dan 6HP 602/4. Ketiga tipe transmisi matik ini bisa dipasang plug and play pada segala merek mesin bus Eropa, Jepang, Korea, atau lainnya dengan tinggal menyesuaikan pada rentang torsi mesinnya.

Cakra mejelaskan, bus bertransmisi matik memberikan banyak kelebihan dibandingkan bus bertransmisi manual. Bagi pengusaha, mereka bisa menghemat biaya operasional bus karena down time atau periode perbaikan dan perawatan mesin bus menjadi lebih rendah.
Biaya operasional bus juga menjadi lebih rendah karena bus bertransmisi matik mengonsumsi bahan bakar solar lebih irit dibanding bus bertransmisi manual. "Dengan konsumsi bahan bakar yang lebih irit, bus juga menjadi lebih ramah lingkungan karena zat karbon yang dihasilkan dari pembakaran mesin bus menjadi lebih rendah," kata Cakra dalam obrolan dengan saya di sela test drive.
Bus yang diuji dalam test drive kali ini adalah bus Mercedes-Benz OH 1526 milik PO Safari Dharma Raya, Jakarta. Dalam pengujian di ruas tol dalam kota mulai dari Kawasan Cawang, Jakarta, menuju Sirkuit Sentul di Bogor yang Tribun ikuti, bus mengonsumsi solar sekitar 5 liter ketimbang bus bertransmisi manual dengan mengambil rute yang sama.

Dalam test drive ini, pihak ZF Indonesia memang membawa dua bus. Satu bus lainnya, juga milik PO Safari Dharma Raya tipe OH 1626 Air Suspension, masih menggunakan transmisi manual.

Cakra menegaskan, tren bus di Indonesia di masa depan adalah menggunakan transmisi matik karena lebih ramah lingkungan. Bus dengan transmisi matik juga membuat dinamika pengemudian bus jadi lebih ringan. Pengemudi bisa lebih fokus di jalan karena tak harus diribetkan oleh pedal kopling.

Sheerhan Bin Jeaudeen, Regional Manager, Automotive Original Equipment, OE ZF Asia Pacific Pte. Ltd. di Singapura yang ikut menyertai test drive mengatakan, sejumlah operator bus yang sudah menggunakan transmisi matik dari ZF saat ini adalah operator busway Trans Jakarta seperti PO Lorena yang mengoperasikan bus Hino CNG di koridor Lebakbulus-Kota, dan di armada busway bermesin Daewoo, total ada 200 unit bus.

Lalu, PO Mayasari Bakti (satu unit) dan Primajasa (satu unit) dan dipakai untuk armada pemadu moda rute Bandung-Bandara Soekarno Hatta, Jakarta, serta PO Safari Dharma Raya. Cakra menjelaskan, strategi pemasaran transmisi matik ZF akan menggunakan dua jalur. Yakni melalui Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) bus sebagai parts OEM, dan melalui penjualan langsung ke operator bus (PO).

Dia berharap bisa merangkul ATPM bus seperti Mercedes-Benz Indonesia, Hino Motor Sales Indonesia, agar penjualan transmisi matik ZF bisa digenjot melalui penjualan wholesale.

Sheerhan menambahkan, transmisi matik ZF bisa dipasang pada unit sasis bus baru dari dealer, maupun pada bus reguler yang sudah dioperasikan. Untuk setiap pembelian transmisi ini, operator berhak mendapatkan garansi satu tahun. (choirul arifin)



— with Wawan, Nata Tri Tri, Habib Sharfina Tanjuang,Hari Prihantya, Abang Zul, Bangkit, New Kebo Black, Prambudi Laksono, Fery Teknik, Rahmad Adi Saputra and Wisnu Drilling.

https://www.facebook.com/bismania/photos/a.151842394611.142602.150180079611/10151312546564612/?type=1&theater

Wednesday, July 13, 2016

Lambang Kraton Praja Cihna


Apakah anda sering melihat lambang ini?
Ya Lambang tersebut adalah Lambang Kraton Yogyakarta. Namun tahukah anda jika sebenarnya lambang tersebut bernama Praja Cihna?

Nama tersebut berasal dari bahasa Sansekerta, dan dibuat oleh Sultan Hamengkubuwono I.
Seperti halnya banyak perlambang dan simbol simbol dalam kebudayaan jawa, lambang tersebut memiliki makna dan filosofi yang dalam.
Secara harfiah Praja Cihna bermakna sifat sejati seorang abdi negara. Praja adalah Abdi Negara, dan Cihna adalah sifat sejati.  Adapun perlambang tiap bagiannya adalah sebagai berikut.

Sayap
LAR utawa swiwine peksi garuda kang megar, minangka gegambaran agung lan wibawane praja sarta sang nata. Swiwi garuda megar, sanggite keagungan sarta kawibawane karaton –dalem sarta salira –dalem.Kanthi madhep, manteb, teteg, sawiji, greged, sengguh ora mingkuh anggone ngasata pusering nagari-dalem, cihnane panentrem, pangayem, pangayom.

Dua sayap burung garuda di kiri dan kanan menggambarkan keagungan serta kewibawaan kraton yang tegas, kuat juga pantang menyerah.

Aksara jawa Ha-Ba.
Aksara jawa mengku werdi hangadeg jejeg kanthi adeg-adeg kabudayan asli jati diri kapribaden bangsa sarta nagari pribadi. Tembung Ha-ba minangka cekakan asma-dalem Hamengku Buwana, kang werdine lenggah jumeneng-dalem kuwi pindhane priyagung kang mangku, mengku, lan mengkoni jagad saisine. Angka jawa, mratelakake urute lenggah jumeneng-dalem Ngarsa Dalem ingkang sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana ing kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Miturut jaman kalakone kanthi hangadeg jejeg alelambaran jati-diri.

Aksara Jawa yang berada di tengah Praja Cihna berupa huruf ‘Ha’ dan ‘Ba’ yakni singkatan dari Hamengku Buwono yang berarti memangku atau mengayomi bumi. Aksara Jawa tertulis tegak menjadi simbol kebudayaan asli bangsa juga jati diri Kraton Yogyakarta.

Kembang Padma
Kembang padma utawa kembang Terate kang awujud wit sarta gagang lan kembange urip rumambat kemambang ana sadhuwure banyu. Lire pinter nglenggahake laras karo papan sarta wektu jumenenge .

Bunga teratai atau Padma melambangkan kebijaksanaan dan kekuatan prinsip. Teratai merupakan tanaman yang memiliki akar kuat, walau hidup di air sekalipun namun tumbuhan ini tak akan pernah hanyut dan tetap kokoh di tempatnya berpijak.

Sulur
Sulur sanggite tetuwuhan kang uripe mrambat. Kang werdine kuncara lan adiluhunge kabudayan bangsa nusantara kang tansah lestari maju lan ngrembaka migunani tumrap bangsa lan manungsane kang arupa-rupa.

Tumbuhan Sulur yang hidup merambat melambangkan kejayaan dan kemuliaan kebudayaan bangsa nusantara yang lestari berkembang dan bermanfaat bagi bangsa serta rakyat yang beraneka ragam.

Warna
Warna hitam berarti keabadian, Warna emas dalam Praja Cihna merupakan simbol keluhuran, sedangkan warna merah di tengah berarti berani.

Mahkota & Sumping
Mahkota di atas lambang bermakna pemimpin pemerintahan. Sultan sebagai raja merupakan pimpinan tertinggi dan memiliki tanggungjawab untuk memelihara menuju tatanan kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik.  Hiasan Kuping sumping melambangkan sifat waspada dan bijaksana.

(KRT Waseso Winoto, dan berbagai sumber)