Friday, July 18, 2014

Survival Of The Fittest



Dunia ini tak seramah dulu. Resep keberhasilan kemarin tak lagi mampu menjadi strategi keberhasilan mendatang. Keahlian yang anda miliki saat ini, terkadang tak cukup hanya untuk sekedar bertahan. Hukum 'Survival of the Fittest' berlaku. Bukan hanya yang terkuat yang dapat unggul , bukan hanya yang terpintar yang selalu menang, melainkan hanya mereka yang mampu 'Fit In' dan menyesuaikan diri dengan perubahan lah yang akan selamat.



Pada jaman Prehistoric, hanya mereka yang terkuat yang berkuasa. Mendiami gua-gua strategis, kemampuan berburu yang handal, dan memiliki kelompok yang saling melindungi.
Di era Agraris hukum itu mulai bergeser. Hanya mereka yang mampu mengolah lahan, yang mendapat jaminan kehidupan dan tak kekurangan pangan. Para pemburu rela menukarkan daging dan bulu-bulu pelindung musim dingin demi seikat gandum dan jagung. Para petani yang berkuasa pada era nya.
Jaman pun berubah setelah revolusi industri. Peradaban manusia perlahan berubah bentuk. Industri agraria telah memasuki era mekanisasi dan tuntutan manusia berkembang pada kebutuhan sekunder. Disaat ini para industrialis yang menguasai dunia. Mereka yang memiliki kemampuan untuk memproduksi produk secara massal, dapat memiliki segalanya. Dibutuhkan berkarung karung gandum untuk menukarkannya dengan sebuah kereta uap, pengganti kereta kuda.
Peranan uang dan emas sebagai media pengganti memicu pasar baru. Hal ini melahirkan cikal bakal wallstreet, dimana butuh usaha bersama untuk mengumpulkan modal dan mendanai industri.
Dunia pun kembali bermetamorfosa di era baru, era dimana penguasa informasi merajai dunia. Tak perlu memiliki pabrik dan kapital besar untuk jadi raja. Si pemilik informasi dimana demand dan supply dapat dijembatani menjadi pemenang. Mengetahui satu negara yang membutuhkan energi dan menjembatani negara lain yg memiliki minyak berlimpah membuat penjual tembakau onassis menjadi kaya raya.
Para pedagang penjelajah dunia pun berjaya melihat berbagai peluang yang dapat ditawarkan ke belahan dunia lain.
Perkembangan ini pun tak berlangsung lama. Di era masa kini, era informasi dimana google dan berbagai media sosial bertransformasi dalam hitungan detik, informasi tak lagi menjadi barang eksklusif.
Apapun yang anda butuhkan, dalam hitungan menit dapat anda temukan petunjuk bahkan lokasi pabriknya melalui internet.

Lantas kira kira kemana lagi arah dunia ini akan bergerak? Kesiapan apa lagi yang harus dituntut pada generasi berikut? Kualitas manusia apa yang mampu mengarungi jeram perubahan dan kompetisi yang semakin curam ini?
Cukup melegakan karena pada akhirnya kualitas tiap individu manusia tetap menjadi faktor utama yang menjamin kelanggengan keberhasilan.
Disaat informasi menjadi blak blak an, disaat agresifitas semakin membuat tak nyaman, kejujuran dan kepercayaan menjadi barang yang sangat langka. Di tataran ini kita bisa lega, tetapi bisa juga menjadi terlena jika tak mampu mewaspadainya. Disaat ego dan survival instink kita bekerja, aliran adrenalin kerap kali menekan syaraf-syaraf kebijaksanaan manusia. Inilah yang menjadi tantangan utama.

Ronngowarsito menggambarkan hal ini pada syairnya, 'Jamane jaman edan, sing ora melu edan ora keduman. Sak begja begjane wong edan isih menang wong Eling lan Waspodo'.
Pesan tua yang terkadang sering di cemooh dan diabaikan ini, sungguh tak boleh dipandang rendah. Didalamnya terkandung arti yang sangat dalam dan benar adanya. Bagai ayat suci, pesan ini dapat ditafsirkan ke berbagai bab dengan tafsir berbeda.
Dengan berbagai goda dan rencana, para elit penguasa dapat menjelma menjadi drakula. Dengan segala ketidak adilan dan penindasan, para petani dan nelayan lugu dapat berubah beringas dan menggila.
Dalam hal ini teman dan sahabat setia menjadi sangat langka. Mereka yang dapat melengkapi diri dengan segala 'survival kit' yang tepat, serta melepaskan segala topeng dan bungkus kebohongan dari dirinya justru akan menjadi sales apa adanya, direktur berkarakter mulia, rekan usaha yang dipercaya, serta pemimpin yang dicinta. 

The Fittest dan The Survivor bagi mereka, yang "Eling lan Waspodo".

No comments:

Post a Comment