Tuesday, August 7, 2018

Perjalanan Singkat

Alkisah seorang 'Guru' bijaksana yang demikian terkenal dan kerap disambangi oleh berbondong orang dari pelosok negeri karena nasehat dan inspirasi yang diberikannya.

Pada suatu hari datanglah seorang sukses, kaya, dan sangat terkemuka menemui Guru tersebut.
Orang sukses ini memiliki hampir seluruh yang diinginkannya di dunia, kecuali sedikit relung kehampaan yang dirasakannya dewasa ini.

Setelah melalui berbagai usaha dan perjalanan berliku akhirnya duduklah dia di serambi rumah Sang Guru, menunggu beliau keluar dari biliknya.
Matanya menyapu seluruh ruang, memperhatikan setiap detil bertanya tanya dan mengagumi didalam hatinya. Bagaimana mungkin seseorang yang begitu terkenal akan kebijaksanaannya se antero negeri dapat hidup demikian sederhana.

Hanya empat kursi sederhana beserta meja, dan beberapa dekorasi lama yang terlihat dalam ruang tamu dan dinding rumah itu. Sebuah ranjang kayu tua terliat dari balik pintu sebuah kamar beserta lemari yang tak pula terlihat berukir sempurna.
Walaupun jauh dari kesan mewah, namun semua perabot rumah tersusun pada tempatnya, tertata rapi, bersih, serasi dan membawa aura yang sangat terasa menenangkan hati.

Lirih hembusan nafas orang kaya ini disaat merasakan suasana damai menyambut Sang Guru keluar dari ruang belakang rumahnya.
Dengan pakaian serba putih dan raut wajah tenang beliau menyambut tamunya dengan penuh persahabatan. Beberapa saat berlalu dengan obrolan pembukaan ringan, si kaya ini mulai berwajah serius ingin mencurahkan isi hatinya.
Tak kuasa ia memulai dengan satu pertanyaan, " Guru, saya merasakan kedamaian di rumah ini. Saya sangat kagum dengan Guru. Bagaimana Guru mencapai kedamaian dan kebahagiaan yang bisa saya rasakan ini? mohon maaf, sepintas saya memperhatikan kediaman Guru tak satu saya temui sebuah TV modern, perangkat elektronik, susunan buku yang berjajar, ataupun sekedar perabotan dan dekorasi rumah yang indah. Bagaimana Guru mencapai kedamaian dan kebahagian dunia ini?".

Sang Guru tersenyum dan membuka bibirnya. Bukan jawaban yang diberikan, melainkan pertanyaan lain yang terucap. "Anak muda, engkau terlihat demikian cerdas, terpelajar, sukses, dan tentunya memiliki banyak kegemaran. Dimana barang barang kegemaranmu, aku tak melihatnya?".
Orang kaya ini menjawab tersipu, " Terima kasih Guru, Alhamdulilah saya mampu memiliki banyak hal yang saya gemari dan impikan sejak kecil. Tentunya barang barang tersebut saya tinggal di rumah Guru. karena ukurannya yang besar besar, mobil pun saya tinggal di kaki bukit. Tak satupun saya bawa serta Guru, Saya hanya sedang dalam sebuah 'Perjalanan Singkat' ".

Sang Guru tersenyum dan menjawab "Anak Muda, bukankah kita semua ini hidup dalam sebuah 'Perjalanan Singkat'? "

Orang kaya tersebut terdiam dengan mata berkaca kaca, mendapatkan seluruh pelajaran hanya dalam satu kalimat pertama.



No comments:

Post a Comment